Peribahasa adalah ungkapan yang mengandung makna kiasan atau metafora, yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau nilai-nilai kebijaksanaan dalam suatu bahasa atau budaya tertentu. Arti peribahasa khususnya tergantung pada konteks dan budaya di mana itu digunakan, dan sering kali memiliki konotasi atau makna yang lebih kompleks daripada arti literalnya. Peribahasa dapat dikategorikan sebagai jenis sastra lisan, dan sering dimanfaatkan sebagai bagian dari retorika dan pidato umum atau sebagai gaya bahasa dalam sastra.
Pribahasa JAWA
"Kamulyaan rama, kang becik tanpa ngono." (Keagungan seorang ayah, yang baik tanpa alasan)
"Guru ngendi, temanten ngadeg." (Dimana ada guru, disitu ada murid)
"Siyasat jaman dulu ora ilang, aris tapi golek rekoso." (Kebijaksanaan zaman dulu tidak hilang, bijak tetapi mencari informasi)
"Lungsuraning sembahyang, lungsuraning sambat." (Jika perginya sembahyang, maka perginya berkah)
"Kadit kuburan, maksih anget." (Di dalam kuburan tidak ada lagi panas)
"Senajan kembang padha ganda, rasa jroning ati ora beda-beda." (Meskipun bunga adalah berbeda-beda, perasaan di dalam hati sama)
"Lanang lan jarik lagi kedunung, kalah beh banjur ngandika." (Lelaki dalam kain sarung sedang pergi ke gunung, ketika kalah kemudian berdalih)
"Kadang-kadang sampur keblat, kadang-kadang mati lampu." (Kadang-kadang keadaan bisa tidak berguna)
"Nalika ketemu bojone, wae lah kenapa-mukena." (Ketika bertemu pasanganmu, jangan khawatir tentang calon suamimu)
"Koyok nderek gusti, mung adoh. Nanging melu rika, bali karo ibu." (Seperti membawa Tuhan, hanya ada satu. Tapi di dunia ini, kita kembali kepada ibu)
Ora duwe mulut sing enak, duwe jemblem sing wengi - Tidak memiliki mulut yang enak, tapi ada dagu yang jenjang. (Seseorang mungkin memiliki kekurangan tetapi memiliki kebaikan yang lain.)
Ora sembrono, ora kesusu, mangkane kadang ora duwe ati - Tidak bodoh, tidak pintar, kadang-kadang tidak memiliki belas kasihan. (Orang yang tidak memiliki rasa keprihatinan atau empati.)
Wiji winar, sidi sontak, lungguh mergo asmara - Air jernih, tempat yang indah, segalanya karena asmara. (Seseorang yang melakukan sesuatu karena cinta.)
Sak durunge lungguh, sak batine alus - Luar lembut dan halus di dalam. (Seseorang yang kelihatannya halus dan sopan, tetapi mungkin tidak seperti itu di dalam.)
Nanging tatu tulut, nyekel ngalangi - Harus memberikan hak kepada orang yang pantas, tetapi jangan sampai menjadi penghalang. (Penting untuk mengakui prestasi orang lain, namun jangan menjadi penghalang terhadap kemajuan mereka.)
Mangan ora karena, numpak sepurane bengi - Makan bukanlah masalah, tapi menjejakan sepuranya pada malam hari. (Seseorang yang terlihat miskin tetapi sebenarnya memiliki kekayaan yang disembunyikan.)
Lali sejarah turu bolang, lanang ingsun kena tanggung jawab - Mengabaikan masa lalu yang hitam, laki-laki bertanggung jawab. (Bertanggung jawab atas tindakan masa lalu yang buruk.)
Urip iku urup, ora urup iku urip - Hidup seperti api, tidak ada api, tidak ada hidup. (Hidup sangat penting untuk kita.)
Njaluk ora demi, diteran ora keno - Jangan meminta sesuatu secara berlebihan, atau kamu akan menerima sesuatu yang tidak kamu inginkan. (Penting untuk bersikap hati-hati saat meminta sesuatu.)
Uwahing tresno ngaluntur, laras rezeki apik - Cinta yang kusut akan membuat rejeki menjadi buruk. (Cinta yang rumit dapat mempengaruhi keberuntungan seseorang.)
Ora duwe tjathak, kowe wani jembut nganti cathak - Tidak punya uang, tetapi kamu berani berhutang hingga bergelombang. (Kecanduan berutang, bahkan ketika kamu tidak bisa membayar kembali.)
Tajemna temanten, catur jeneng pitakonan - Menukar pasangan untuk mengejar uang, tetapi ibu menukar kebahagiaan rumah tangga. (Mendahulukan uang daripada kebahagiaan rumah tangga.)
Keneh-keneh suasana, gawe lara mring dalane - Suka merusak suasana, menyebabkan masalah di jalan. (Membuat situasi menjadi tegang atau mencegah kemajuan.)
Cakap lan tindak bener, bener coco kanti tindak - Bicara adalah mudah, tetapi tindakan yang penting adalah benar.
Senajan kiye luru, isin kuwatir - Meskipun tahu, tetap khawatir. (Tetap merasa cemas atau khawatir meskipun situasi sudah jelas.)
Ngendi kowe papah, pong ngene laku - Apa yang telah kamu ajarkan, itu yang akan kamu lakukan. (Anak akan melakukan apa yang dipelajari dari orangtua.)
Aja digayuh sampe tresna, nanging catur wulan tanpa kabeh - Jangan terlalu dahsyat dengan cinta, karena kadang-kadang cinta tidak bertahan lama. (Cinta yang besar tidak selalu menjamin kesuksesan awet.)
Kabeh iki mikiran, aku loro loro yen sate ora biso diobah - Semua masalah ini, saya tidak bisa mengubahnya sendiri jika tidak mengkomunikasikan masalah. (Ketika kita dihadapkan pada masalah, kita harus berkomunikasi untuk mencari solusi.)
Urup bakal pupus, karya bakal tetep - Api akan padam, tetapi karya akan tetap ada. (Apapun yang kita ciptakan akan tetap ada, meskipun kita tidak.)
Mangantes tangan, nampa mata - Selalu mencari bantuan ketika dibutuhkan. (Tembus pandang yang teliti.)
Ora dringtun pacaring oro, katuranggan kawula - Terlalu serakah, mencerna keteraturan kita. (Kecanduan kekuasaan atau uang bisa merusak ketertiban seseorang.)
Kowe wis kebak, babating ati? - Kamu sudah mengambil keputusan, jadi apa yang ada di hatimu? (Ketika kita membuat keputusan, kita harus yakin dan tidak perlu meragukan diri kita sendiri.)
Gira-gira kelatraan, gira-gira kelulut - Apa yang kamu tabur, akan kamu petik. (Kita akan memanen apa yang kita tanam.)
Tresno yogya mundu, sing mendhak dhago kok murug, sing miturut jihhe kok eling - Cinta yang pantas tunjukkan rasa adil, yang ikuti belajar ingat. (Penting untuk menunjukkan rasa adil dalam cinta dan belajar untuk menghargai orang lain.)
Ing pamrih rame, ing madya mangun karso, tut wuri handayani - Dalam hati yang penuh, di tengah yang berdiri di atas kepribadian, di belakang itu ada dukungan. (Penting untuk memiliki hubungan yang solid dalam hidup.)
Pribahasa SUNDA
Loba diat sanggeus, licik diat bujanggi (Banyak di depan, licik di belakang)
Mangga leumpang ninggang batu (Membelah buah mangga dengan batu)
Ceu tinarima, ceu tumenggung (Tidak hanya menerima, tapi juga memimpin)
Kuda, asu, sare, taya kabudayaan (Kuda, anjing, kera, tidak memilki budaya)
Kaputing medvedi, kaditu basa sunda (Kaputing medvedi, di sana bahasa Sunda)
Kadieu kadieu batur, batur ngalabankeun baturna (Dua batu saling bentrok)
Ceu jadi raja, tapi ngeunah sakali (Menjadi raja, tapi sulit dijalani)
Dina dina reureuh sakola, ngan ukur kana aing (Setiap hari belajar di sekolah, dibandingkan ukuran saya)
Lembuga sumurup, lamun digonjing tomaatna (Kera dapat bunga, kalau tidak digoncangkan)
Saha urang naha urangna (Siapa kita dan apa yang kita lakukan)
Kadieu Kadingdingan, kaditu basa inggris (Kadingdingan di sini, Bahasa Inggris di sana)
Papatongan untung, satu kumaha (Banyak keuntungan, bagaimana caranya?)
Kungsi, marendeng, mujur tai ayu (Bersatu, kuat dan sukses)
Sabaraha nuli basa, dulur ka Basa Sunda (Berapa Anda bisa menulis, saudara-saudara dalam bahasa Sunda)
Sareuang teh lisah, janten beda (Memiliki kesamaan, tetapi berbeda)
Cacad mulang ka kadua, ngeunaan rahmadi (Kembali membelok ke arah orang yang sama, untuk rahmat)
Sarebu seuki, hareupeun ka warga (Bersama-sama dengan tetangga, membangun lingkungan)
Cieu lutuna, meunang ka haté (Tidak hanya menang, tapi juga memenangkan hati)
Cieu kai balad, meunang ka haté (Tidak hanya membaca tetapi juga memenangkan hati)
Keneh pamilu, bener lasa (Dalam keluarga, ada kebenaran)
Tamiang uruk, tamiang sakola (Beli beras di pasar, beli ilmu di sekolah)
Ceu unggul-unggul, lamun aya naon ngadadarankeun (Menjadi yang terbaik, tapi jika tidak ada kemajuan, itu sia-sia)
Iwak ténggeul, makan ulam baje (Ikan mati, tetapi sayur masih bisa dimakan)
Rara guruh, rara panganten (Siapapun bisa membawa keberuntungan)
Nyrealeng ku urang, meunang papi (Membantu orang lain, memperoleh pahala)
Cieu di hareup, rumasa di sasada (Tidak hanya bersantai, tetapi juga bekerja keras)
Dina cék, rahmadi ngalaun ka péngganti (Hari demi hari, mencari pengganti)
Bari esem nunjal, pikiran ieu cikurat (Bagaimanapun kondisinya, pikiran harus fokus)
Loba di ngeunaan wak. Satu alus sumedang (Banyak tentang waktu. adalah Kasambah)
Ku mana kerbau dicabut talunjuk, ku langit bilih didiangan dikasari (Jika kerbau diambil dari tengkuknya, maka ketika di langit, seharusnya ditendang)
Bangun-eun saukur kalana, kudu dua nilai (Membangun masa depan, harus mempertahankan dua nilai)
Galak-na hiji, langkungna kahatur (Sedikit kebaikan, banyak terima kasih)
Harita tébih harita, hirupna jadi mantap (Hari demi hari, hidup menjadi lebih baik)
Iwak balibul, kudu bemah sakola (Ikan makan perutnya sendiri, harus belajar di sekolah)
Ceu jangjiangan pasangan, tapi ngalamankeun pasangan (Tidak hanya memilih pasangan, tapi juga merawat pasangan)